(08/02) Dalam rangka pengembangan pribadi taruna-taruni dan dosen di lingkungan STIP diadakan seminar motivasi dengan tema “Mengubah Mental Superior Menjadi Mental Pelayan dan Pengayom” ini menghadirkan Prof. Rhenald Kasali, P.Hd sebagai pembicara. Sebanyak 578 taruna dan taruni serta 51 dosen di STIP mengikuti seminar ini.

PLT Ketua STIP Capt Marihot Simanjuntak. M.M., menjelaskan bahwa acara ini dilaksanakan terkait musibah yang terjadi beberapa waktu yang lalu di STIP. Melalui kegiatan ini diharapkan Taruna beserta seluruh komponen di STIP dapat berubah menjadi lebih baik ke depannya dan berorientasi melayani dan mengayomi.“Harapan kami lewat pelatihan atau seminar seperti ini, taruna-taruni dan dosen serta pegawai dapat bertransformasi ke arah yg positif. Memiliki mindset yg berorientasi melayani dan mengayomi, seperti orang tua terhadap anak, seperti kakak terhadap adik-adiknya.” Jelasnya. Dalam seminar ini Prof. Rheinal Kahasali menjelaskan betapa pentingnya kreativitas dan inovasi. Menurutnya persaingan di masa depan bukanlah lagi antara manusia dengan manusia, namun teknologiah yang menjadi tantangan dimana nantinya banyak pekerjaan manusia yang dapat tergantikan oleh robot. Menjadi pelaut yang kreatif dan inovatif adalah bekal mengahadapi masa depan.

“Di Era akhir zaman, era perubahan Taruna harus paham bahwa tantangannya jauh lebih sulit, persaingan lebih berat, jumlah penduduk semakin banyak. Teknologi semakin digitalized, profesi juga berubah, teknologi akan memimpin. Pekerjaan digantikan robot. Perlu kecerdasan-kecerdasan yang kreatif dan inovatif.”Ungkap Rheinald Khasali. Rheinald Khasali juga mengingatkan bahwa kekerasan sudah tidak dapat lagi digunakan. Pelaut merupakan profesi yang memerlukan seni dan melibatkan rasa.  Sekarang bukan lagi masanya menggunakan kekerasan tetapi harus mengembangkan ‘rasa’ sesuatu yg tidak bisa digantikan mesin. Seminar ini merupakan bagian dari penataan kembali kampus STIP untuk mengembalikan kondusifitas kegiatan belajar dan mengajar di STIP. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, beberapa waktu lalu menegaskan, bahwa perlunya antisipasi kekerasan di kampus dan menanamkan budaya kebersamaan serta kekeluargaan di sekolah yang ada di lingkungan Kemenhub.